Bagaimana Seorang Blogger Menyatakan Cinta

cr. Instagram

Apa aku harus melakukan ini? Haha sungguh canggung saat aku harus berbicara dengan diriku sendiri.

Bagiku, sosok seseorang yang ku sukai adalah seperti... pulau. Saat aku terjatuh kedalam laut dan melihat sebuah pulau, dan saat aku sadar aku tidak semakin dekat, aku segera mendekatinya, dengan caraku.

Tadinya dia adalah seorang anak laki-laki biasa. Hahaha yah.. Seperti anak laki-laki pada umumnya. Namun burung tidak akan selamanya melihat pohon, kan?

Jika kau tanya kenapa aku bisa menyukainya, ini jawaban ku.

Aku tidak tau.

Ya, aku tidak tau. Aku menyukainya begitu saja, aku menyukainya tanpa alasan.

Mungkin seperti gerimis?

Kau tau? Kau seharusnya lebih takut pada gerimis dibanding hujan deras.

Saat hujan turun dengan deras, kau akan memutuskan untuk tidak meninggalkan rumah, dan kau tidak akan kehujanan.

Namun, jika gerimis, kau akan berpikir bahwa gerimis itu datang sesaat saja. Kau akan tetap berjalan tanpa menyadari semakin lama gerimis itu mengguyurmu, sampai kau terlambat menyadari kalau kau sudah basah kuyup.

Tapi tak apa, aku tidak merasa tidak nyaman. Aku merasa nyaman berada di sekitarnya. Setiap pertemuan kami, terasa berbeda.

Bukankah ini lucu?

Kau memikirkan orang tersebut, lalu kau merindukannya, dan selalu ingin menjaganya.

Karena di depanmu ia selalu tersenyum, dan kau ingin menjaga senyum itu.


-----------------------------------------------------------------------------------------
HELLO THERE HAHAHA 

It's me again~ Jadi ini curhatan hati yang lagi berbunga mawar hatinya~
Piw lagi suka nulis-nulis tulisan tinggi-tinggi entah kenapa, ada yang bisa kasih alasannya mungkin? :3

Ya apapun alasannya, pokoknya gua lagi seneng-senengnya dengan mood yang baik banget beberapa hari ini, I hope you guys have a good mood too ya!

See ya in the next post!!
READ MORE - Bagaimana Seorang Blogger Menyatakan Cinta

Si Air yang Hebat

l
©Tumblr
Ketika sang penguasa malam sudah mengudara, saat itulah aku menelusuri jalan setapak diantara rumah-rumah petak yang tak banyak orang tau. Bukan tanpa maksud, ada hal yang harus aku selesaikan. Sembari menunggu sepi, aku menjatuhkan diri di depan salah satu rumah paling ujung sebelum ku dengar sesuatu dari dalam tempat bernaung 3x3 itu. Ratapan seorang perempuan yang kuyakini seorang ibu terdengar nyaring, disambut seruan mungil dari malaikat-malaikat kecilnya yang mengiris hati. Oh Tuhan, ku harap Kau melihat mereka dan kesusahannya.

Tak lama setelah aku berdoa, seorang anak perempuan belia melintas, "gak jelas" gumamnya kearah suara yang menurutku menyedihkan itu. Tampak netranya menatap heran padaku. Aku tersenyum, aku bergeser dari sana dan menghampiri dia, aku tidak tampak menyeramkan 'kan?

Teringat kata salah satu guruku saat pertemuan minggu lalu, beliau berucap jadilah orang Kristen yang bisa diterima, dan inilah kesempatanku untuk menerapkan di lapangan. Aku sapa dia dan kedua sudut bibir kecilnya terangkat. Benar kata orang banyak, seseorang akan menjadi lebih indah dan cantik saat ia tersenyum! Disanalah dimulai percakapan singkat yang tak pernah bisa aku lupakan. "Tetangganya?" tanyaku padanya sambil menunjuk rumah asal suara tadi. Ia mengangguk, "rumah kakakku" katanya. Aku terheran-heran, bagaimana bisa ia bergumam "gak jelas" pada kakaknya sendiri?

Akupun bertanya lagi, "sering berantem kah?" dan ia menggeleng, "engga, baru aja dia angkat jemuran, gak tau tuh kenapa. dia emang suka pukulin anak-anaknya sih" jelasnya. Ah, tidak heran. Lingkungan itu memang memberi kesan tidak enak, kumuh pikirku saat memasuki jalan beraspal yang hanya selebar 2 bahu. Asumsiku pun buruk, tapi terubah oleh seorang gadis belia ini. Aku mengaguminya, ia tampak lebih lembut dan sopan diantara anak-anak yang saat itu lalu lalang di bawah sinar rembulan. Cara berbicara yang pelan, irama dan nada pita suara yang lembut, cara menjawab dan menatap, membuatku nyaman berbincang dengannya. Terlahir dengan nama Nadia, nama yang indah di telinga. Ah sayang sekali aku tidak bisa mengabadikan sosok anak kecil kelas 6 SD itu.

Perbincangan kami berkembang, aku bertanya tentang keluarganya, rupanya Nadia anak yang kuat. Saat ia 2 tahun, ayah gadis ini meninggal sedang ibunya pergi meninggalkan dia,
"iya ibu pergi ninggalin aku, mungkin kerjaan kali, tapi aku kangen ibu".
Aku heran sekaligus terharu, betapa mulia hatinya itu. Ini hal baru untukku, untuk menemukan seorang anak yang kehilangan sosok ibu dan masih memaklumi tindakan bahkan merindukan ibunya dalah hal yang langka di tengah generasi muda yang banyak dijumpai membenci ibunya berkeinginan untuk meninggalkan rumah. Setelah bertanya hal yang jawabannya tak aku pernah sangka, aku tidak enak hati bertanya lebih jauh tentang orang tuanya.

Namun aku bertanya tentang kehidupannya di sini. "Dulu aku bantu nenek jualan di depan, kan dulu nenek jualan. Trus bantuin engkong pindahin barang-barang kalo pindah rumah. Emang cuman pindah satu sampai 2 rumah disebelah rumah lama. Apalagi waktu itu banjir, aku sama adik-adikku ada 3 sama nenek harus tidur di pos sama barang-barang yang banyak". Aku tercengang —memang berlebihan tapi aku benar-benar tercengang! Sebuah kisah hidup yang berat untuk anak perempuan yang bahkan belum bisa dibilang remaja.

"Senang gak tinggal di sini, di lingkungan seperti ini? Apa gak ada keinginan buat pindah dari sini?" tanyaku selanjutnya. Jawabannya sungguh menggelitik, jawaban yang bagiku sudah luar biasa untuk anak berusia sekitar 12 tahun.
"Senang! Benar-benar senang, disini ada nenek, ada engkong, ada kakak, ada temen-temen, daripada pindah aku lebih baik disini, tapi kalo udah besar nanti aku mau bawa nenek engkong sama adik-adik pindah rumah ke rumah yang lebih besar!" tuturnya dengan senyuman lebar.
"Menakjubkan" adalah satu-satunya kata yang bisa aku ucapkan. Meski menjalani hidup yang tak semudah jalan hidupku, ia bisa bersyukur dan bahkan memiliki impian yang besar. Aku malu, dan aku berterima kasih pada Tuhan Yesus yang mengajarkan aku untuk mensyukuri hidupku melalui anak perempuan yang aku awalnya berfikir 'ah tau apa anak ini'.

Air akan terus mengalir, tak peduli tempat apa yang ia lewati. Air tak bisa memilih akan masuk ke penampungan air dan menjadi air bersih, atau masuk ke dalam selokan yang kotor tapi ia tetap mengalir. Air tak dapat mengelak saat menemui batuan, tapi air tak akan pernah berhenti karna batuan itu akan ditembusnya perlahan. Nadia adalah air, tak peduli air apa, ia mengalir dengan kehidupannya yang Tuhan gariskan. Ia tak melawan saat masuk ke selokan yang kotor, ia tak diam ditempat hanya karna dia air bersih, ia tetap melanjutkan hidup.

Nadia si gadis berambut pendek yang aku temui, ia tidak akan pernah berhenti berjuang dengan hidupnya, tak akan pernah pudar senyumnya. Meski terbayang sudah banyak masalah yang terjadi di hidupnya yang belasan tahun itu, ia akan bisa melewatinya, ialah air. Hendaklah kita belajar darinya, tersenyum saat masalah menempa, bersyukur saat hidup memberi kita kesempatan mengeluh.

"20 tahun kedepan, saat kita ketemu lagi, kakak mau lihat kamu udah jadi sesuatu ya, entah pengusaha, entah jadi apa, tapi jangan lupa nyapa kakak ya"

"iya kak, aku pasti bisa, makasih ya kak aku gak bakal lupa kakak"

—     —     —     —     —     —     —     —     —
Well hello there Piwers!

Gua balik lagi nih bawain satu cerita yang gua alamin sendiri.

Cerita ini based on a true story, so Nadia the girl is real guys! Kira-kira dia udah jadi siswi SMP daerah rumahnya dia
Gua gak melebih-lebihkan inti ceritanya (ya kecuali bahasanya karna gua lagi suka-sukanya nulis teks dengan kalimat bahasa tinggi. Yha)
I really hope this story blessed you, kita di ingetin buat gak mengeluh loh guys. Kerjaan padat, pr banyak, tugas numpuk, belom lagi diomelin nyokap bokap kakek nenek, tetep harus tersenyum dan bersyukur. Oke?!

Ok I think that's all, kalo cerita ini menginspirasi kalian, atau kalian suka dengan cerita si Nadia ini, don't forget comment, like, and share okay?!

See you next time byebye 👋
READ MORE - Si Air yang Hebat

DIY Exfoliating Scrubs


Hi Piwers! Pada postingan ini, gua bakal share how to make exfoliating scrubs dengan material yang ramah lingkungan ramah waktu pencarian dan pastinya ramah dompet.

Siapa sih yang gak pengen wajah yang bright dan bebas kusam? Cewek-cewek mah pasti lah mau ya, bening, glowing, bersih mulus, oh my God impian banget kan?

Penyebab kusamnya wajah tuh banyak banget, dari yang kecil kayak debu sampai yang besar kayak doi yang gak peka-peka. Yha.
Wajah kusam disebabkan oleh kurangnya minum air putih, stres, kurang tidur, paparan sinar uv, dan lainnya yang pastinya rese banget. Nah, untuk mengatasi kulit kusam, salah satunya dengan proses exfoliating. Apasih exfoliating?

Exfoliating itu proses removal atau pengelupasan sel-sel kulit tua yang sudah mati yang terletak di bagian terluar kulit. Waduh, mahal ya kedengarannya? Iritasi gak ya?

Jangan takut! Proses exfoliating ini gak mesti ke dokter kulit kok. Kalian bisa lakuin sendiri di rumah masing-masing. Bahannya? So easy to find! Kalian bisa nemuin bahan-bahan ini di rumah, beli juga gak mahal kok! Kulit gua sensitif nih, bahaya gak ya? Hoho obviously no darling, kan bahan-bahannya alami kayak kopi, madu, etc.

So, check this out!

1. Basic Baking Soda Scrub

Kayaknya si bubuk putih ini makin jadi kecil-kecil cabe rawit nih. Dari menyegarkan udara, sampai membuat gunung api buatan pas pelajaran ipa meletus pun dia bisa. Tapi Baking Soda atau soda kue ini juga bisa jadi bahan pengelupas kulit mati di wajah. Selain lembut untuk proses exfoliating, baking soda di klaim juga dapat membantu menghilangkan jerawat.
Bahan:
  1. Baking soda
  2. Facial cleanser
  3. Air
Direction:
  1. Campurkan baking soda dengan face cleanser kalian untuk membuat exfoliating cleanser. Lo bisa juga buat pastanya denga campurin baking soda sama air.
  2. Apply dengan lembut ke wajah lo dan biarin selama 10-15 menit.
  3. Bilas dengan air sampai bersih.


2. Sugar Scrub


Gula yang bergranulasi adalah bahan alami selanjutnya yang mengelupas sel kulit mati. Dengan mencampurkan gula dengan madu yang mengandung antioksidan kuat dan antimicrobial, dan sedikit air lemon, wajah lo bakal punya face scrub yang menutrisi dan efektif banget!
Bahan:
  1. 1/2 sendok teh madu
  2. 1 sendok makan gula kasar
  3. Sari lemon segar
Direction:
  1. Campurkan madu, gula kasar, dan satu perasan sari lemon segar. Aduk dengan baik.
  2. Aplikasikan ke wajah dengan perlahan, jangan sampai gula kasar itu ngelukain wajah lo ya, cukup hati lo aja yang terluka. Yha.
  3. Biarin sebentar, trus gosok pelan-pelan, inget cukup hati lo aja yang terluka.
  4. Bilas pakai air hingga bersih, jangan pakai kenangan mantan ya.


3. Coffee Scrub

Pecinta kopi? Lo mesti tau soal ini. Ternyata selain untuk nahan rasa ngantuk saat pelajaran sejarah, kopi juga bermanfaat berkat kafeinnya. Kopi bisa meningkatkan produksi kolagen di wajah. Jadi selain stimulasiin badan lo pas pagi, kopi juga bisa menstimulasi kulit.
Bahan:
  1. 1 sendok makan kopi yang digiling
  2. 1 sendok makan air atau olive oil
Direction:
  1. Campurkan kopi dan air atau olive oil. Untuk mengurangi biaya, kalo lo atau bokap lo atau kakek lo abis minum kopi, kan ada ampasnya tuh, pakai itu aja gak masalah.
  2. Aplikasikan pada wajah setelah itu di gosok perlahan-lahan.
Kalau lo pakai olive oil, moisturizer nya dilewatin aja ya. Olive oil bakal bikin wajah lo super-moisturized.


4. Oatmeal Scrub

Awalnya gua ketawa denger nama scrub ini. Man this is oatmeal, buat dimakan yakali. Awalnya loh ya, tapi akhirnya gua tau, si makanan diet sehat ini manfaatnya banyak. Oatmeal yang digiling selain sebagai bahan exfoliant, juga menghilangkan kotoran dan kusam dipermukaan kulit. Oatmeal juga dapat menghaluskan dan meregenerasi kulit serta menghilangkan jerawat sampai kulit kering akibat sinar uv. Untuk pemilik kukit sensitif, scrub ini bisa dipakai.
Bahan:
  1. 1 sendok makan grounded oatmeal
  2. 1/4 sendok teh garam
  3. 1 sendok teh air
Direction:
  1. Campurkan oatmeal dengan garam yang akan meningkatkan proses exfoliating wajah.
  2. Tambahin air untuk membuat konsistensi pasta.
  3. Dengan perlahan gosok in circular motion ke kulit wajah lo.
  4. Biarin 5-10 menit, trus bilas deh.


Nah! Itulah face scrub yang pas banget buat lo yang lagi tanggal tua, yang lagi males, dan takut kalau pake produk dari toko. Gampangkan? Gak perlu keluar rumah lagi, cukup pakai apa yang ada, dompet juga selamat!

Jangan lupa comments dan share ya!

Tunggu postingan selanjutnya ya, bye for now Piwers!
READ MORE - DIY Exfoliating Scrubs